Kamis sore itu tiba-tiba dering
HP berbunyi dengan keras, begitu saya angkat di ujung sana pimpinan proyek
memberitahukan bahwa ada kegiatan baru yang mengharuskan saya untuk melakukan pemotretan
tutupan lahan di sekitar Kutai Barat dengan Drone. Alamak “matek” aku! begitu
gumam saya dalam hati sambil jawab "baik, siap boss" 😊.
Dengar “ngedrone” dan segala tektek bengeknya tentu sudah tidak asing di
telinga saya, tapi kalau untuk melakukannya sendiri harus diakui saya nol
besar! Melihat benda yang disebut pesawat UAV secara langsung saja belum
pernah, megang pun tentu tidak pernah, apalagi sampai mengendalikannya
(mempiloti) untuk sebuah pemotretan udara. Langsung setelah selesai pimpro telepon,
tidak menunggu lama saya pun langsung telepon rekan saya sesama “penggemar
dunia data spasial”, dengan tujuan mencari informasi di mana saya bisa menyewa
drone beserta pilotnya, itulah pemecahan yang saya putuskan.
Dari sinilah cerita ini berawal, kawan saya memberi info ke mana dan siapa yang kira-kira bisa membantu kebutuhan saya ngedrone, namun pada saat yang sama sebagai imbal jasanya 😊 saya diminta kesediaan atau tepatnya membantunya untuk menjadi salah satu tenaga ahli SIG pada sebuah tender proyek analisis spasial yang akan di selenggarakan oleh satu badan pemerintah yang cukup dikenal dalam dunia data spasial Indonesia. Salah satu syaratnya tenaga ahli SIG yang diminta harus sudah bersertifikat ahli SIG pada tingkatan atau level yang tidak main-main yaitu level supervisor alias pimpinan proyek. Kawan saya di ujung telepon sana meyakinkan bahwa saya sudah pantas untuk berada pada posisi level itu, mengingat dia tahu sudah berapa lama saya berkecimpung dalam dunia per SIG an, dan masih jarang tenaga SIG yang memiliki sertifikasi pada level itu. “Pokoknya mas tinggal jawab siap untuk ikut proses sertifkasinya yang kemungkinan akan dilaksanakan di akhir pekan (saat telepon-teleponan ini di tengah-tengah minggu), tinggal datang saja dan siapkan syarat-syaratnya, biaya biar kami yang tanggung” begitu kurang lebih usaha rekan untuk lebih meyakinkan saya. Akhirnya saya jawab “Ok, kalau begitu Insya Allah saya siap untuk mengikuti sertifikasinya”. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini gumam saya dalam hati. Akhirnya saya disuruh menunggu info selanjutnya karena direncanakan sertifikasinya akan dilakukan akhir minggu.
Sampai weekend saya tunggu ternyata
belum ada kepastian kapan uji kompetensi akan dilakukan, akhirnya saya menganggap
mungkin tidak jadi. Tiba-tiba hari minggu malam kawan saya lewat WA
memberitahukan bahwa uji kompetensi jadi dilaksanakan haru rabu depan, berarti
hanya 3 hari lagi, waktunya mepet, namun harus siap. Untungnya semua dokumen
yang dipersyaratkan ada semua, namun tidak dengan persiapan skill. Seperti juga pengetahuan saya
terkait Drone, informasi yang saya ketahui tentang sertifikasi tenaga ahli SIG
ini pun masih sangat sedikit. Saya hanya baca-baca sekilas lalu itu pun tanpa
sengaja lewat postingan di medsos, tidak pernah secara sengaja saya mencari
informasi apa dan bagaimana yang disebut sertifikasi tenaga ahli SIG. Padahal
teman-teman kuliah di pasca pun sudah ada yang ikut dan mendorong saya untuk
ikut pula. Terus terang salah satu alasan kenapa saya belum tertarik untuk ikut
sertifikasi tenaga ahli SIG ini karena pertimbangan biayanya yang menurut saya
masih tinggi.
Mau tidak mau akhirnya saya pun googling ke sana kemari mencari apa,
bagaimana dan di mana saja ada sertifikasi tenaga ahli SIG di Indonesia. Dari situ saya akhirnya tahu ternyata banyak sekali pihak yang
menyelenggarakan sertifikasi tenaga ahli SIG di Indonesia, pilihannya banyak, begitupun harga dan tingkatannya pun berbeda-beda. Materi yang
diujikan pun berbeda-beda. Khusus kasus saya, sertifikasi diperlukan untuk keperluan tender di badan pemerintah yang hanya
mengakui sertifikasi tenaga ahli SIG yang diselenggarakan oleh LSTP MAPIN dan
ISI (Ikatan Surveyor Indonesia). Akhirnya saya dan rekan sepakat memilih untuk mengikuti
sertifikasi yang diselenggarakan oleh LSTP MAPIN.
Uji sertifikasi tenaga ahli SIG
yang diselenggarakan oleh LSTP MAPIN (Lembaga Sertifikasi Tenaga Profesional -
Masyarakat Penginderaan Jauh) berlangsung di Bogor. Secara umum sertifikasi ini
terbagi 2 tipe yaitu untuk tenaga ahli SIG dan Penginderaan Jauh (Inderaja).
Level yang diujikan atau yang bisa dipilih yaitu level 4 sampai 8 (tingkat
operator sampai ahli utama). Bagi anda yang ingin mengetahui informasinya lebih
lanjut silahkan kunjungi situs MAPIN atau ISI atau googling saja. Biaya setiap
level tentu saja berbeda-beda, makin tinggi makin mahal, misal untuk level 7
SIG di LTP MAPIN yang saya ambil yaitu 3 juta ditambah biaya pendaftaran 200 ribu rupiah.
Masa berlaku sertifikatnya adalah selama 3 tahun.
Saya berkesimpulan dan menyarankan jika anda
bermaksud untuk mengikuti sertifikasi tenaga ahli SIG atau Inderaja, cari info yang detail dan pilihlah yang sudah sesuai dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) khususnya untuk bidang Informasi Geospasial (SKKNI No. 95
tahun 2017). Selain itu pastikan secara lembaga penyelenggaranya sudah diakui oleh BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi) dan KAN (Komite Akreditasi Nasional).
Setelah ada kepastian waktu uji kompetensi, dengan sedikit "ngebut" akhirnya dipersiapkanlah syarat-syaratnya (dokumen persyaratan). Untuk di LSTP MAPIN yang dokumen harus disiapkan antara lain adalah copy ijazah terakhir yang telah dilegalisir, copy sertifikat pelatihan terkait SIG atau Inderaja yang pernah diikuti, copy ktp, pas foto 4x6 berwarna 2 buah, copy surat referensi dari atasan atau lembaga tempat bekerja/proyek, surat keterangan sehat dan tidak buta warna (khusus inderaja) dari dokter, dan tentu saja CV atau Curiculum Vitae. Pada hari H dokumen asli dari kesemuanya di bawa untuk verifikasi.
Adapun untuk materi yang akan
diujikan semua diberitahukan secara terbuka oleh panitia penguji, semacam
kisi-kisi yaitu berupa asesmen mandiri sesuai SKKNI dan level yang diikuti, di
dalamnya ada beberapa tipe pertanyaan. Untuk level 7 yang saya ikuti kalau
tidak salah ada 12 tipe uji keahlian sesuai SKKNI. Beberapa hari sebelum hari H
form atau kisi-kisi tersebut dikirimkan oleh panitia lewat email ke setiap
peserta uji kompetensi untuk diisi dan dicetak serta di bawa pada saat hari H
uji sertifikasi.
Nah waktu beberapa hari sebelum
hari H ini sebetulnya adalah waktu bagi masing-masing peserta untuk memahami
isi SKKNI dan mempersiapkan pengetahuan, wawasan, dan kemampuan yang akan
disiapkan pada hari H. Namun hal itu tidak terjadi pada saya, karena justru
pada saat saya diberitahu untuk uji sertifikasi (3 hari sebelum hari H) dan
beberapa hari sebelum hari H, saya sendiri sedang punya kesibukan lain yang
menyita waktu yaitu memberikan pelatihan SIG dari pagi sampai sore selama
seminggu. Jadi praktis yang saya lakukan hanya membaca sekilas, jawab ya
(ceklis) semua pertanyaan, kirim balik ke panitia dan dicetak. Tanpa persiapan
sama sekali!
Tibalah hari H yaitu hari rabu,
TUK atau tempat uji kompetensi di Lab. Kom (Geodesi) Fak. Teknik Universitas
Pakuan Bogor di belakang kampus IPB Barangsiang (sekitar daerah Ciheuleut) Kota
Bogor. Sesuai jadwal uji kompetensi akan berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam
4 sore. Saya datang sekitar jam 08.30 setelah nyasar terlebih dulu 😊.
Saat itu sudah ada 4 peserta lain yang terlebih dulu datang dari total 8
peserta yang akan mengikuti uji kompetensi, saya berkenalan dan ngobrol-ngobrol
dengan mereka sampai akhirnya semua datang.
Level yang akan mereka ikuti pun
beragam baik SIG maupun Inderaja dan saya adalah satu-satunya yang mengikuti
level 7. Tadinya ada satu peserta yang direncanakan untuk level 7 Inderaja,
namun setelah divalidasi pengalaman kerja dan lama lulus s2 nya ternyata tidak
mencukupi, sehingga hanya bisa di level 6. Oh ya sebagai info untuk level uji
kompetensi sangat ditentukan oleh lama pengalaman kerja bidang SIG atau
Inderaja, untuk level 7 seperti saya misalnya, syaratnya antara lain 1) telah
memegang sertifikat level 6 atau telah mengikuti pelatihan SIG kualifikasi
level 7, atau 2) lulus s2 dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun, atau 3)
pengalaman kerja bidang SIG minimal 5 tahun. Modal saya adalah syarat yang
terakhir.
Ujian sendiri dimulai tepat jam 9
pagi, semua peserta diabsen terlebih dulu oleh panitia. Di awal ujian semua
peserta dipanggil, tempat duduk sudah ditentukan dan masing-masing ada komputer
yang telah diisi bahan ujian sesuai level. Panitia atau tepatnya assesor
(penguji) memperkenalkan diri dan menginformasikan aturan main uji kompetensi,
seperti aturan makan snack, ishoma, dll. Setelah itu foto Bersama terlebih
dulu. Ruangan cukup nyaman ber AC sehingga pada saat uji kompetensi pun kita
bisa rileks, bisa sambil makan snack dan minum, suasana uji kompetensi sangat
santai. Jika ada hal yang ingin ditanyakan tinggal panggil assesor. Waktu
ishoma pun santai, bahkan saya hanya jeda sekitar jam 1.00 – 1.30 siang untuk
ke toilet, sholat dzuhur, dan makan siang.
kredit foto: LSTP MAPIN |
Secara umum ada 2 tipe ujian
yaitu wawancara (lisan) dan praktek. Pada tahap pertama assesor yang telah
ditentukan akan mewawancarai masing-masing peserta untuk validasi dokumen yang
telah dikirim. Setelah itu kemudian sesi wawancara yaitu menanyakan kesiapan
dan pemahaman akan apa yang akan diujikan. Terselip pertanyaan-pertanyaan untuk
menguji dan membuktikan apa yang telah dijawab ya pada form assesmen mandiri (SKKNI)
apakah betul atau tidak. Itu semua harus dibuktikan saat itu. Kalau ada bukti
atau karya yang pernah anda buat baik di laptop atau online yang sesuai pertanyaan langsung tunjukan saja. Pada level 7
yang saya ikuti, ada satu item yang menurut assesor kurang meyakinkan dari saya
yaitu mengenai pembuatan Geoportal, saya hanya tahu secara konsep tapi secara
teknis belum bisa menjelaskan. Selebihnya bisa saya jawab dengan modal
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki.
Setelah tahap wawancara ada ujian
yang sifatnya teori (semacam essai) dan juga praktik. Pada level 7 kalau tidak
salah ada 7 pertanyaan dengan masing-masing nomor mempunyai sub pertanyaan
lagi. Pertanyaan dan jawabannya lebih banyak pada bagaimana pemahaman dan
pengalaman kita tentang keproyekan SIG sampai ke hal administrasi seperti
personil, keuangan, dll. Untuk praktik SIG bisa menggunakan ArcGIS atau QGIS,
pertanyaan praktik yang diberikan pada level 7 lebih bersifat analisis yang
harus dilakukan pada software SIG. Pada level 7 ini anda juga harus faham betul
bagaimana membuat, mengelola (termasuk mengamankan) web, webgis, dan geoportal.
Jika pengetahuan dan pemahaman itu sudah ditangan maka pertanyaan terkait itu
akan dilahap dengan begitu mudah.
Sekedar berbagi pengalaman dan trik
dari saya, utamakan menjawab pertanyaan yang bisa anda faham/punya pengalaman. Walaupun diberi waktu
yang longgar (jam 10 pagi – jam 4 sore) jika banyak dihabiskan di satu
pertanyaan (terlalu lama lebih dari 1 jam per nomor) maka kemungkinan nomor
lain tidak keburu terjawab dengan baik (waktu habis), dan itu terjadi pada
beberapa teman peserta lain (hasil ngobrol setelah ujian selesai). Saya sendiri
mengutamakan praktek ArcGIS dulu. Komputer pun sudah dibekali dengan koneksi
internet sehingga anda bisa mengeksplorasi jawaban lewat bantuan dunia maya
seperti google. Sayangnya di sore hari koneksi internet di sana macet, sehingga
menyulitkan untuk mengoptimalkan dunia maya. Mudah-mudahan ke depan tidak
seperti itu lagi.
Sesuai aturan yang saya baca di
situs MAPIN, minimal 70% anda bisa menjawab di setiap item dan betul
(meyakinkan) anda akan dinyatakan lulus. Itu pula sepertinya yang terjadi
dengan saya, karena tidak setiap sub nomor saya jawab (ada yang saya lewat). Jangan
lupa memberitahukan kepada assesor di mana setiap jawaban (bisa berupa file
word ataau excel) di simpan (pada komputer/buat folder sendiri), termasuk
project webgis, arcgis ataupun qgis yang anda buat. Beri kode sesuai nomor
pertanyaan, kerjakan secara rapih (runut) walaupun tidak anda jawab semua.
Akhirnya waktu uji sertifikasi
pun habis (jam 4 sore), kita akan
disuruh menunggu di luar ruangan, manfaatkan untuk sholat ashar dan
rileks. Assesor pada saat itu sedang memvalidasi jawaban-jawaban anda dan
melihat bukti-bukti pada komputer tentang apa jawaban yang diberikan, apakah
sudah sesuai standar yang dipersyaratkan atau tidak.
Setengah jam kemudian kita akan
dipanggil kembali, wawancara kedua dimulai yaitu memberitahukan dan memvalidasi
ke peserta hasil penilaian assesor atas jawaban-jawaban kita. Kepada anda akan
ditunjukan sebuah form penilaian apakah pada setiap item anda dinyatakan
Kompeten (K) atau Belum Kompeten (BK). Jika soal anda jawab semua (100%) dan
nilai K mencapai di atas 70% bisa dipastikan anda lolos. Kalaupun tidak, misal
anda hanya menjawab minimal 70% dari semua pertanyaan yang ada namun bernilai K
semua, maka juga dipastikan anda lolos. Pada kasus saya, saya hanya mengisi sekitar
70% - 80% dari semua pertanyaan, namun demikian Alhamdulillah jawaban saya diangap
kompeten semua, kecuali pada sub item struktur Geoportal yang belum dipastikan
oleh asseor. Di situlah saya dituntut kemampuan bernegosiasi dengan assesor,
bagaimana meyakinkan bahwa saya memang kompeten pada item itu dan kompeten pada
level 7 secara keseluruhan. Setelah obrolan berputar-putar kesana kemari,
Alhamdulillah akhirnya saya dinyatakan lolos dan layak menyandang tenaga ahli
SIG level 7 atau Ahli Muda SIG. Jam 5 sore saya sudah bisa pulang.
Berdasarkan info, sertifikat
resmi akan diberikan setelah 1 bulan dari tanggal uji kompetensi, selama
menunggu kita diberi surat keterangan sementara (lewat email) dari LSTP MAPIN
yang menyatakan bahwa kita telah mengikuti uji kompetensi dan layak pada level
yang sesuai. Terima kasih LSTP MAPIN.
Anyway jika anda juga punya pengalaman
sertifikasi keahlian khususnya SIG dan Inderaja silahkan berbagi cerita di
kolom komentar, siapa tahu bisa membantu teman-teman lain yang akan melakukan sertifikasi.
Bubulak bada magrib 26 Maret.
mantap pak, sedikit banyak memberikan gambaran kepada saya. sukses terus
ReplyDeletenanya pak, saya bukan memiliki latar belakang kuliah di geografi atau geodesi, background saya S1 perikanan, tapi saya mendalami GIS sejak saya mulai kerja itu sudah lebih 20 tahun pengalaman di proyek pemerintah maupun swasta. Apakah dengan latar belakang saya ini bisa mengikuti uji kompentensi untuk mendapatkan sertifikat?
ReplyDeletemantep pak, menginspirasi banget buat saya yg masih kuliah ini untuk terus mengasah keahlian seputar SIG
ReplyDelete